Kamis, 26 April 2012

Makanan Laut di Batang



 
Sebagai 'wong pesisiran' saya sangat cinta produk laut termasuk favorit saya ikan pindang goreng dan cucut panggang. Produk laut di Batang biasanya masih segar karena memang sumbernya relatif dekat dengan kota. Di pantai Batang juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dimana hasil tangkapan laut mudah diperoleh.
Beberapa nama-nama makanan hasil laut di Batang yang dulu ibu saya sering masak adalah:

Panggang Pé / Cucut
Ikan pari panggang yang biasanya dihidangkan dengan bumbu sambal santan, (lihat gambar). Lebih asyik jika ditemani nasi yang basah oleh sayur 'jangan bening'.

Panggang Tongkol
Biasanya berupa irisan melintang dengan sedikit bagian daging yang berwarna hitam. Untuk dihidangkan biasanya dimasak lagi dengan digoreng.

Beberapa jenis pindang
Ada pindang 'kemarèn',pindang 'layang' dan lainnya, biasanya dimasak dengan digoreng. Lebih lezat apabila diberi irisan bawang dan dihidangkan bersama nasi megono.

Iwak Kunir
Sejenis ikan laut ukuran sedang berwarna kemerahan dan kekuningan. Biasanya dimasak dengan cara digoreng. Paling enak jika dihidangkan masih panas dan kemriuk (crispy).

Gerèh Pèthèk
Ikan asin dengan bahan ikan bawal, digoreng kering dan bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Lebih enak bila dihidangkan bersama sambel.

Rajungan
Daging putih lembut dari kepiting, dimasak dengan cara digoreng dengan bawang.

Sotong Ireng
Cumi-cumi kecil yang dimasak berikut tintanya sehingga berwarna hitam. Untuk menambah rasa gurih diberi santan.

Terinasi
Ikan-ikan teri kecil yang disatukan jadi satu seperti perkedel warna putih. Bisa digoreng dengan bawang atau direbus dengan sedikit kuah pakai bumbu cabe rawit.

Gimbal Udang
Adalah udang yang digoreng tepung seperti peyek namun tidak sekering peyek. Tentunya paling enak dimakan dengan nasi megono. (Menurut saya semua juga enak dimakan dengan nasi megono!:))

Kemungkinan masih banyak hasil laut lain yang waktu kecil tidak saya kenal namun populer dikonsumsi warga Batang.

Terima kasih perlu kita sampaikan kepada komunitas warga nelayan di sekitar Klidang yang memungkinkan hasil-hasil laut tersebut terhidang di meja makan kita. Setahu saya mereka harus menyabung nyawa berlayar di laut dengan perahu berukuran kecil maupun sedang melawan ombak yang kadang-kadang ganas.

Diposkan dari Jenewa, Swiss

Tidak ada komentar:

Kata Kunci

alas roban (5) alun-alun (6) bahasa (3) bahurekso (1) bandar (2) batang (161) batang.org (6) batik (5) bawang (1) bioskop (1) blado (2) blog (2) buka puasa (1) bupati (2) central java (1) darul ulum (1) dayung (1) dialek (3) dracik (1) facebook (4) festival (1) forum (2) foto (8) hotel (1) info (1) jalan (1) java (1) jawa (3) kabupaten (101) kadilangu (1) kalisalak (1) kampung (1) kampus (1) kantor (2) kauman (1) kecamatan (5) kedungdowo (1) kegiatan (1) kehidupan (1) kenangan (2) kereta api (3) khas (2) kliwonan (7) komunitas (2) kota (18) kramat (2) ktp (1) kuliner (9) lingkungan (2) lokasi (1) lomba (2) lumba-lumba (3) madrasah (1) maghribi (1) makam (2) makanan (3) map (2) masjid (1) mbangun (2) mbatang (1) megono (3) melati (1) metal (2) mustika (1) nelayan (3) pagilaran (3) pahlawan (1) pantai (10) pantura (4) pasar (2) pawai (2) pekalongan (7) pemandian (1) perkebunan (1) pesanggrahan (1) peta (2) petilasan (1) radio (2) ramadhan (2) rel (1) resmi (1) rspd (2) rumah (1) sambong (2) search (1) sego (2) sejarah (5) sekolah arab (1) semarang (2) sendang sari (1) senggol (1) sigandu (5) situs (4) srikandi (1) sungai (2) taman (1) teh (1) terminal pekalongan (1) tersono (1) thr (1) tol (2) tulis (2) twitter (3) ujungnegoro (6) website (4) wikipedia (1) wilayah (2) wisata (10) wonobodro (1) wonotunggal (2)