Tak bisa disangkal lagi, kita sebagai warga Batang memiliki hubungan sosial ekonomi yang erat dengan kota Pekalongan. Disamping karena letak geografis yang sangat dekat (lebih kurang 9 km) kota ini juga dahulu merupakan pusat dari sebuah karesidenan yang hingga kini masih terasa keberadaannya dengan dipakainya plat G pada nomor kendaraan kita.
Saya sendiri memiliki keterikatan emosional khusus dengan Pekalongan karena ibu saya asli orang Wiradesa dan saya sekolah di SMA 1 Pekalongan.
Saya sendiri memiliki keterikatan emosional khusus dengan Pekalongan karena ibu saya asli orang Wiradesa dan saya sekolah di SMA 1 Pekalongan.
Harus diakui pula bahwa kota ini juga secara nasional lebih dikenal dibanding kabupaten-kabupaten lain disekitarnya dengan atribut spesial sebagai “Kota Batik” dan “Kota Santri”. Kota ini juga menjadi semacam ‘core culture’ dari daerah sekitarnya dari segi budaya, termasuk dialek dalam berbahasa, sehingga orang Batang pun bila berada di luar daerah kadang mengaku sebagai 'orang Pekalongan', walaupun dengan maksud sekedar untuk memudahkan pemahaman yang diajak bicara, sebelum akhirnya memperinci letak persisnya di Batang.
Berikut adalah beberapa tautan tentang Pekalongan
Transportasi: "Kol mBatang-Kalongan"
Akun-akun Twitter tentang Pekalongan:
@infopekalongan @orangpekalongan @infopkl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar