Terus terang saya masih kepikiran dengan nasib warga Batang yang migrasi ke Suriname di awal abad 20-an. Apakah mereka pulang kembali ke Batang? Sebagian memang iya, seperti kisah Bok Samin. Adakah yang memilih menetap di Suriname? Terus, di manakah anak cucunya?
Apa yang membuat mereka memutuskan untuk pergi ke Suriname? Bagaimana proses rekrutmennya?Sadarkah mereka waktu itu bahwa jarak yang akan ditempuh adalah separuh bola bumi?
Saya mencoba membayangkan perjalanannya. Mereka tentunya dibawa dari Batang ke Batavia untuk diangkut ke dengan kapal uap. Bagaimana kondisi perjalanan di laut selama 3 bulan melewati Samudera Hindia, Benua Afrika, Samudera Atlantik? Apakah mereka mendapatkan makanan dan tempat tidur yang layak? Ada kemungkinan mereka tidak menyadari bahwa di benua Amerika saat itu kultur perbudakan belum lama hilang sehingga tidak menyadari resiko dieksploitasi.
Kalau melihat foto-foto mereka, saya sangat terharu dengan ekspresi keluguannya. Apalagi dengan foto-foto klasik hitam putih begitu. Bagaimana jika mereka kangen keluarganya?
Mungkin suatu saat saya harus menggali lebih dalam cerita ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
1 komentar:
apakah Mereka Pernah Kasih kabar bagaimana keluarga sanak saudara yang Mereka tinggalkan. .Sekarang Sudah zaman technology informasi Dan komunikasi. Saya kebayang seakan itu adalah bagian dari keluarga Saya..terus bagaimana kita ngebayangkan Mereka..semoga Mereka mendapat kebahagiaan Dan kesampaian apa yang Mereka harapkan.
Posting Komentar