Senin, 28 Mei 2012

Perhatian untuk Ujungnegoro




Pantai Ujungnegoro, salah satu objek wisata yang kita banggakan sepertinya masih butuh banyak perhatian. Akan lebih indah seandainya dermaga ini diperbaiki......

Paling tidak Disbudpar cukup peduli dengan memasang tanda peringatan ini. Semoga segera dapat ditindaklanjuti perbaikannya ya Pak/Bu.

Kamis, 24 Mei 2012

"Glindhing" masih bertahan di Batang



Beberapa minggu lalu saat berkunjung ke Batang, saya masih mendapati kendaraan tradisional yang ditarik kuda yang disebut 'glindhing' alias dokar atau andhong. Kendaraan ini melintas di jalan besar Jl. Jend Sudirman disela-sela deru kendaraan bermesin.

Ternyata alat transportasi ini masih bertahan melawan zaman. Di tengah makin banyaknya mobil dan motor benda ini tetap percaya diri melaju di jalan mengangkut penumpang. Tapi sampai kapankah?

Dugaan saya kemungkinan kendaraan ini suatu saat akan berubah fungsi lebih sebagai kendaraan wisata seperti di Jogja atau Jakarta daripada sebagai transportasi sehari-hari.


Sent from Bojong Gede, Jabar

Jumat, 18 Mei 2012

Krupuk Usek



'Krupuk usek' adalah makanan khas Batang yang wujudnya sederhana tapi selalu bikin kangen. Sebagaimana lazimnya krupuk, makanan gurih renyah tak berminyak ini juga dimakan bersama makanan lainnya, namun lebih sedap bila dimakan bersama sego megono (tentunya!).

Krupuk usek adalah krupuk yang dibuat dari bahan tapioka yang digoreng dengan cara disangrai menggunakan pasir panas. Krupuk usek yang standar berbentuk bundar kecil berwarna kuning. Namun ada juga yang berbentuk persegi berwarna merah atau putih.

Aroma dan rasa krupuk usek tak setajam krupuk jenis lain, seperti misalnya krupuk udang, namun kesederhanaannya ini justru memberi nuansa rasa yang khas sehingga tetap digemari warga Batang dan sekitarnya.

Para pengrajin krupuk usek berada antara lain di Desa Kasepuhan (Jl.Yos Sudarso). Saya dulu sering melihat mereka menjemur produknya di dekat jalan. Dalam memproses krupuk mereka memiliki tungku yang didesain khusus berbahan tanah dengan bahan bakar kulit padi.

Hingga saat ini krupuk usek tetap eksis, bertahan menembus zaman. Tadi siang saya sempat memakannya karena dibawakan oleh kerabat saya yang berkunjung dari Batang.

Diposkan dari Bogor, Jawa Barat.



Rabu, 16 Mei 2012

Akomodasi: Hotel Dewi Ratih


Hotel ini berlokasi di sebelah timur kota Batang, di jalan raya Pantura sekitar Kelurahan Sambong, ada di kanan jalan kalau kita berjalan dari arah Semarang. Salah satu alternatif akomodasi yang bisa dipilih selain Hotel Sendang Sari dan Hotel Yudistira.

Sayangnya saya belum pernah menginap di sana jadi belum bisa memberikan penilaian. Mungkin suatu saat bisa saya cek atau Anda bisa memberikan info mengenai hotel ini?


Diposkan dari Jakarta

Sabtu, 12 Mei 2012

Emping Mlinjo Limpung

Gambar di atas adalah salah satu kemasan produk dari kota emping Limpung. Saya temukan berada di ruang makan sebuah hotel di Batang.

Ini adalah salah satu contoh produk yang berani menampilkan 'trade mark', mengemas dengan cukup rapi dan siap dibeli untuk jadi oleh-oleh. Harganya waktu saya tanya kepada penjualnya ditawarkan 35 ribu perak.

Salut untuk produsennya yang sudah cukup niat dengan kemasan semacam itu. Sayang kata 'Batang'-nya tidak ada ya.

Emping memang tidak hanya diproduksi di Limpung, saya sering juga menemui produk serupa. Bahkan Aceh pun punya produk ini dan dijual di gedung UKM-Smesco Jakarta dengan kemasan yang rapi.

Jika ingin bersaing dengan emping dari daerah lain, mungkin produsen emping Limpung perlu promosi lebih gencar dan menonjolkan ciri khas tertentu.

Saya termasuk penggemar emping, terutama yang ukuran kecil, tipis dan gurih apalagi kalau baru selesai keluar dari wajan penggorengan. Sayang saya harus menahan diri untuk tidak makan banyak-banyak karena khawatir kadar asam urat meningkat.

Diposkan dari Bogor

Link: komitmen Pemkab jadikan Emping sebagai Brand Image         Facebook Limpung Kota Emping


Minggu, 06 Mei 2012

Durian Kabupaten Batang


Durian adalah buah ajaib, banyak yang suka sampai tergila-gila, banyak juga yang benci setengah mati. Buah yang sering disebut rajanya buah-buahan ini populer di hampir seluruh Asia Tenggara termasuk tentunya di Kabupaten Batang.

Durian di Batang, kalau sedang musim, bisa ditemui di jalan Pekalongan-Batang (sekitar Terminal Pekalongan-Matangan), juga di jalan Pantura setelah keluar kota Batang arah Semarang. Kalau tidak salah di beberapa titik trotoar dekat pertokoan sekitar alun-alun juga ada.

Di daerah sekitar Tulis-Kandeman saya menemukan sebuah patung/tugu durian di tengah jalan pantura (lihat gambar). Hal ini mengindikasikan buah itu sedemikian penting bagi masyarakat sekitar. Sayangnya ketika lewat daerah itu bulan lalu, saya hanya menemui beberapa penjual saja, mungkin karena sedang tidak musim.

Beberapa pedagang durian partai kecil kadang menjajakan dagangannya secara keliling dengan dipikul sambil menuju pasar. Kakak saya yang tinggal di Sambong kadang membeli dari para penjaja durian yang turun dari sekitar Kecepak.

Sudah lama saya tidak makan durian Batang karena tinggal di Bogor dan tiap pulang kampung tidak sempat 'hunting' buah ini. Sama seperti di Batang, di tempat yang saya tinggali sekarang ini durian juga juga sangat populer, sampai-sampai ada kampung bernama 'Duren Seribu'. Jadi saya tetap bisa melanjutkan hobi makan durian meski tidak di kampung sendiri.

Diposkan dari Bogor


Rabu, 02 Mei 2012

Drum Band dan Pawai di Batang

Gambar di atas adalah drum band Akademi Militer Magelang yang tampil secara khusus pada pawai tanggal 7 April 2012 lalu dalam rangka memeriahkan ulang tahun Kab. Batang. Penampilan mereka terasa istimewa karena memang selama ini, sepanjang pengetahuan saya yang merantau, warga Batang belum pernah menyaksikan atraksi semacam itu oleh pemain musik dari personil militer.

Drum band memang selalu menjadi unsur yang membuat suasana pawai di Batang menjadi lebih hidup. Adanya suara rombongan instrumen perkusi ini memberi sinyal ada kemeriahan di sana. Suaranya yang bisa didengar sayup-sayup dari jauh juga seolah memanggil warga Batang untuk segera berbondong menuju ke jalan yang akan dilewati pawai.

Drum band untuk acara pawai di Batang (atau 'karnaval' menurut warga setempat) lazimnya dimainkan oleh anak-anak sekolah. Saya tidak pernah ikut main karena kebetulan sekolah saya dulu tidak memiliki fasilitas tersebut. Konon sekarang sudah banyak sekolah yang memilikinya, bahkan setingkat TK!

Saya sendiri pada waktu kecil merasakan kegembiraan tersendiri kalau melihat drum band. Biasanya saya akan lari ke jalan, meninggalkan hal-hal yang saya kerjakan di rumah (termasuk makan!) hanya untuk melihat mereka main meskipun mereka sekedar lewat untuk latihan.

Boleh percaya boleh tidak, hingga saat ini saya masih ingat nada-nada perkusi yang sering dimainkan oleh grup-grup drum band zaman dahulu karena memang rata-rata sama. Nada yang yang mereka mainkan sekarang mungkin lebih variatif.

Diposkan dari Senayan, Jakarta

Kata Kunci

alas roban (5) alun-alun (6) bahasa (3) bahurekso (1) bandar (2) batang (161) batang.org (6) batik (5) bawang (1) bioskop (1) blado (2) blog (2) buka puasa (1) bupati (2) central java (1) darul ulum (1) dayung (1) dialek (3) dracik (1) facebook (4) festival (1) forum (2) foto (8) hotel (1) info (1) jalan (1) java (1) jawa (3) kabupaten (101) kadilangu (1) kalisalak (1) kampung (1) kampus (1) kantor (2) kauman (1) kecamatan (5) kedungdowo (1) kegiatan (1) kehidupan (1) kenangan (2) kereta api (3) khas (2) kliwonan (7) komunitas (2) kota (18) kramat (2) ktp (1) kuliner (9) lingkungan (2) lokasi (1) lomba (2) lumba-lumba (3) madrasah (1) maghribi (1) makam (2) makanan (3) map (2) masjid (1) mbangun (2) mbatang (1) megono (3) melati (1) metal (2) mustika (1) nelayan (3) pagilaran (3) pahlawan (1) pantai (10) pantura (4) pasar (2) pawai (2) pekalongan (7) pemandian (1) perkebunan (1) pesanggrahan (1) peta (2) petilasan (1) radio (2) ramadhan (2) rel (1) resmi (1) rspd (2) rumah (1) sambong (2) search (1) sego (2) sejarah (5) sekolah arab (1) semarang (2) sendang sari (1) senggol (1) sigandu (5) situs (4) srikandi (1) sungai (2) taman (1) teh (1) terminal pekalongan (1) tersono (1) thr (1) tol (2) tulis (2) twitter (3) ujungnegoro (6) website (4) wikipedia (1) wilayah (2) wisata (10) wonobodro (1) wonotunggal (2)