Sabtu, 28 April 2012

Patung Gajah di Alun-alun Batang

Pertama kali saya melihat patung gajah di Alun-alun Batang saya agak heran. Mengapa benda itu ada di sana? Apakah ada landasan filosofis tertentu, alasan kesejarahan atau sekedar buat menyenangkan anak-anak?

Saya belum pernah melihat gajah di Batang. Saya cek sejarah Batang juga tidak menyinggung apa pun mengenai binatang besar berbelalai ini. Jadi saya berkesimpulan benda ini memang diletakkan di sana hanya untuk menyenangkan anak-anak.

[Tambahan 12 April 2015: Ternyata saya keliru. Berdasarkan artikel yang ditulis teman saya MJA Nashir, ternyata terdapat aspek sejarah Batang yang terkait dengan gajah, lihat link di Facebook beliau:
Bagian 1 Jejak-jejak Hikayat dan Mantra dan Bagian 2 artikel yang sama , untuk membaca mungkin perlu log in Facebook]


Yang jelas patung berukuran seperti binatang aslinya ini saya perhatikan memang sangat menarik perhatian anak-anak, seperti tampak pada gambar. Sayang ada saja yang melakukan vandalisme mencorat-coret patung.


Diposkan dari Bogor, Jabar

Kamis, 26 April 2012

Makanan Laut di Batang



 
Sebagai 'wong pesisiran' saya sangat cinta produk laut termasuk favorit saya ikan pindang goreng dan cucut panggang. Produk laut di Batang biasanya masih segar karena memang sumbernya relatif dekat dengan kota. Di pantai Batang juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dimana hasil tangkapan laut mudah diperoleh.
Beberapa nama-nama makanan hasil laut di Batang yang dulu ibu saya sering masak adalah:

Panggang Pé / Cucut
Ikan pari panggang yang biasanya dihidangkan dengan bumbu sambal santan, (lihat gambar). Lebih asyik jika ditemani nasi yang basah oleh sayur 'jangan bening'.

Panggang Tongkol
Biasanya berupa irisan melintang dengan sedikit bagian daging yang berwarna hitam. Untuk dihidangkan biasanya dimasak lagi dengan digoreng.

Beberapa jenis pindang
Ada pindang 'kemarèn',pindang 'layang' dan lainnya, biasanya dimasak dengan digoreng. Lebih lezat apabila diberi irisan bawang dan dihidangkan bersama nasi megono.

Iwak Kunir
Sejenis ikan laut ukuran sedang berwarna kemerahan dan kekuningan. Biasanya dimasak dengan cara digoreng. Paling enak jika dihidangkan masih panas dan kemriuk (crispy).

Gerèh Pèthèk
Ikan asin dengan bahan ikan bawal, digoreng kering dan bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Lebih enak bila dihidangkan bersama sambel.

Rajungan
Daging putih lembut dari kepiting, dimasak dengan cara digoreng dengan bawang.

Sotong Ireng
Cumi-cumi kecil yang dimasak berikut tintanya sehingga berwarna hitam. Untuk menambah rasa gurih diberi santan.

Terinasi
Ikan-ikan teri kecil yang disatukan jadi satu seperti perkedel warna putih. Bisa digoreng dengan bawang atau direbus dengan sedikit kuah pakai bumbu cabe rawit.

Gimbal Udang
Adalah udang yang digoreng tepung seperti peyek namun tidak sekering peyek. Tentunya paling enak dimakan dengan nasi megono. (Menurut saya semua juga enak dimakan dengan nasi megono!:))

Kemungkinan masih banyak hasil laut lain yang waktu kecil tidak saya kenal namun populer dikonsumsi warga Batang.

Terima kasih perlu kita sampaikan kepada komunitas warga nelayan di sekitar Klidang yang memungkinkan hasil-hasil laut tersebut terhidang di meja makan kita. Setahu saya mereka harus menyabung nyawa berlayar di laut dengan perahu berukuran kecil maupun sedang melawan ombak yang kadang-kadang ganas.

Diposkan dari Jenewa, Swiss

Senin, 23 April 2012

Segar Dengan Es Batu (Batang Tempo Doeloe Djilid 17)

Sebagai warga dari daerah yang suhunya cukup bikin 'semromong' (gerah), masyarakat Batang kadang mendambakan minuman dingin di rumah. Di zaman sekarang ketika kulkas sudah bukan lagi merupakan barang mewah hal tersebut bukan masalah, namun zaman dahulu ketika yang punya kulkas baru satu-dua orang, es batu yang dibeli balokan menjadi andalan.

Salah satu kios penjual es batu tahun '80-an yang saya tahu berada di dekat RM Fatimah sekarang, nama penjualnya saya lupa. Kiosnya kecil dengan dinding papan kayu dan di dalamnya terdapat banyak kulit padi untuk menutupi balok-balok es agar tidak cepat mencair.

Jika kita membeli es batu si penjual akan memotong dari balok es yang besar dengan pisau besar bermata seperti gergaji. Setelah itu ia membungkusnya dengan daun jati kemudian diikat dengan tali rafia. Sebagian kecil butir-butir kulit padi biasanya masih tertempel di balok es kecil yang kita beli.

Setelah dibungkus kita harus segera membawanya ke rumah agar tidak habis mencair di jalan. Di rumah potongan es tersebut kita potong lebih kecil lagi dengan palu atau sabit agar bisa disimpan di termos es. Dinginnya es batu dinikmati dengan cara dimasukkan ke dalam minuman teh, 'stroop' (sirup) atau 'es degan' (kelapa muda).

Yang paling sering beli es batu tentunya penjual 'orson', dawet, 'cao' maupun warung-warung yang menjual es teh. Bagi warga nelayan balok-balok es batu merupakan barang yang sudah sangat dikenal saat itu karena banyak digunakan untuk mengawetkan hasil tangkapan laut.

Diposkan dari Jenewa, Swiss
Sent from my BlackBerry® smartphone

Minggu, 22 April 2012

Batang 'Car Free Day'


Hari bebas mobil, atau sering disebut 'car free day' tidak hanya ada diselenggarakan di kota-kota besar. Di Batang pun ada waktu-waktu tertentu saat mobil tidak boleh lewat guna memberi kesempatan bagi warga kota Batang untuk menikmati udara sehat sambil berolah raga (lihat foto-foto di atas).

Hari bebas mobil di Batang berlaku pada hari minggu sekitar pukul 5-8 pagi di jalan sekeliling Alun-alun Batang.


Sent from my BlackBerry® smartphone 

Sabtu, 21 April 2012

Sudut Kota Batang: Jl. R.A. Kartini

Gambar di atas adalah jalan yang dulu sering saya lalui waktu sekolah, Jl. R.A.Kartini. Jadi bagi saya jalan itu cukup bersejarah.

Jalan itu juga penting bagi kota Batang karena di situ berlokasi pusat pemerintahan Kabupaten Batang. Apakah ada alasan khusus mengapa jalan penting itu diberi nama Jl.R.A Kartini? Mungkin masyarakat Batang memang sangat menghargai jasa-jasa beliau.


(Diposkan dalam rangka memperingati Hari Kartini 21 April. Selamat hari Kartini, semoga kaum perempuan di Batang makin maju!)



Sent from my BlackBerry® smartphone

Jumat, 20 April 2012

Becak di Batang


 


Jika kita jeli mengamati, bisa terlihat bahwa becak di sekitar Batang, Pekalongan dan Pemalang memiliki bentuk yang khas (lihat gambar 1). Bandingkan dengan bentuk becak di tempat lain seperti yang saya foto di Garut (lihat gambar 2). Bahkan becak di Tegal pun yang relatif dekat bentuknya sudah beda.

Becak di Batang dahulu lebih cantik dari sekarang, sebagian besar saat itu masih memakai penutup ban (slebor) yang dicat warna-warni dengan tulisan tertentu dan di kiri-kanannya ditemui tiang dengan bendera kecil. Sekarang bentuknya tampak lebih pragmatis karena mungkin menghemat biaya.

Becak di Batang mudah ditemui di Alun-alun, sepanjang jalan pantura di kota dan sudut-sudut tertentu kota terutama di jalan-jalan protokol. Mereka berperan mengisi kekosongan alat transportasi dimana jalur tidak dilalui angkot atau kita tidak memiliki akses mobil/sepeda motor.

Harus diakui bahwa saudara-saudara kita yang mengoperasikan alat angkut jenis ini termasuk kurang beruntung secara finansial. Mereka harus bekerja keras untuk pendapatan yang kemungkinan besar belum memenuhi standar minimum kesejahteraan. Semoga nasib mereka lebih baik di masa mendatang.

Diposkan dari Garut, Jawa Barat

Sent from my BlackBerry® smartphone 

Rabu, 18 April 2012

Batang Tempo Doeloe Djilid 16: Pohon Asem Kranji



Siapa yang masih ingat pohon asem kranji? Pohon ini dulu pernah ditanam di sepanjang jalan-jalan utama di Batang sebagai peneduh dan penghias kota.Pohon berbuah seperti polong ini umumnya tumbuh berlekuk, daunnya kecil-kecil dan pada batang, dahan maupun rantingnya terdapat duri-duri kecil. Waktu itu saya tidak habis mengerti mengapa dulu pohon berduri itu dipilih untuk peneduh pinggir jalan. Saya selalu khawatir bahwa duri dari ranting yang jatuh akan membuat ban sepeda mini saya bocor.

Pohon asem kranji di Batang waktu itu sering dipangkas oleh petugas perawatnya sehingga tidak pernah tumbuh besar. Pohon ini sebenarnya bisa tumbuh besar dan bisa cantik jika dirawat dengan rasa seni seperti yang saya pernah lihat di halaman gedung Bank Indonesia di Jl. Thamrin Jakarta (lihat foto).

Setelah akrab dengan warga kota Batang selama bertahun-tahun pohon itu kemudian diganti dengan pohon jenis lain yang tumbuh lurus meninggi, entah apa pertimbangannya. Mungkin di sudut-sudut tertentu kota Batang masih ada pohon asem kranji yang tersisa, sayang saya tidak punya fotonya.

Apapun pohonnya menanam pohon untuk kebersihan dan kesehatan sebuah kota sangatlah penting. Akan lebih bagus bila tidak hanya menanam satu dua jenis pohon saja namun diatur agar lebih beragam dan lebih banyak sehingga Batang lebih cantik dan adem. Konsepnya seperti taman dalam kota, kota dalam taman.

Ngomong-omong tentang pohon asem kranji, saya menemukan beberapa tulisan dari seorang penulis asal Batang bernama Kawe Shamudra yang tampaknya sangat terkenang dengan keberadaan pohon ini dan menyayangkan hilangnya keteduhan setelah pohon-pohon ini diganti pohon lain. Artikel-artikel yang bersangkutan mengenai asem kranji di Batang bisa dicari melalui mesin pencari Google. Salah satunya dimuat di harian Suara Merdeka di alamat: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/08/26/77990/Asam.Kranji.yang.Hilang

Kekayaan Bahasa: Misteri Istilah Unik

Para penutur asli bahasa Jawa ragam Batang atau Pekalongan mungkin mengetahui ada beberapa istilah setempat yang unik namun sulit dilacak etimologinya (asal muasal katanya). Contohnya beberapa di bawah ini:

Nutul petis: melihat atau mengobservasi dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya untuk menyebut perilaku anak-anak yang ingin tahu mendekat ke suatu objek yang menarik. 'Nutul' bermakna menyentuh dengan ujung jari. Tapi apa hubungannya dengan makanan petis? Petis sendiri bisa berarti dua hal: petis ala Suroboyoan yang mirip terasi atau petis setempat yang maksudnya adalah biji kedelai yang digoreng lengket dengan gula jawa dengan rasa pedas berbumbu sere. Petis yang mana? Dan mengapa nutul petis?

Keno oyot mimang: tersesat atau nyasar, terutama jika kita merasa muter-muter dan selalu kembali ke lokasi yang tampak sama seperti yang sudah kita lewati. Saya tidak tahu persis apakah ungkapan ini juga dikenal di daerah lain. Oyot mimang sendiri jika anda cari di internet konon adalah akar dari pohon kayu tertentu yang dipercaya sebagian orang memiliki kekuatan magis.

Mitro nggedebus: membual atau berbohong. Siapakah oknum misterius bernama 'Mitro' ini sehingga diasosiasikan dengan kebohongan? Bukankah kasihan orang yang bernama Mitro? Tapi istilah ini sepertinya sudah terlanjur populer.

Koyo sengget pete: sebutan untuk anak yang jangkung, 'sengget' adalah galah untuk memetih buah. Bisa dimengerti karena bentuknya memang panjang meninggi. Tapi mengapa 'pete' (petai)? Kenapa bukan kedondong?

Mutah kere: muntah secara berlebihan tak tertahankan sehingga yang muntah lemas. Kenapa harus pakai 'kere' (gelandangan)? Padahal kalau seseorang muntah, tidak peduli dia kere atau bukan, sepertinya sama saja kondisinya.

Saya masih antusias mengumpulkan istilah-istilah serupa. Kalau diingat-ingat sering tidak ketemu. Tapi kadang-kadang tiba-tiba terlintas di kepala jika kita sedang dalam situasi tertentu dan itu sering membuat saya senyum-senyum sendiri.

diposkan dari Garut, Jawa Barat

Sent from my BlackBerry® smartphone

Senin, 16 April 2012

Alam Ujungnegoro



Waktu pulang kampung minggu lalu, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi kembali obyek wisata alam Pantai Ujungnegoro (lihat foto 2005). Alamnya masih asri dan adem seperti gambar yang saya ambil di atas. Saya juga sempat menyaksikan seekor biawak besar menyeberang jalan kecil yang kami lalui.

Ada satu hal yang membuat saya sedih, yaitu kegiatan pengosongan lahan dekat kompleks makam/petilasan Syeh Maulana Maghribi. Entah buat apa, tapi bagi saya sangat mengkhawatirkan seandainya pengosongan lahan itu meluas meluas dan sampai mengganggu ekosistem.

Artikel:
Pengembangan Pantai Ujungnegoro

Terumbu Karang Pantai Ujungnegoro 

Minggu, 15 April 2012

Artikel Detik Travel tentang Lumba-lumba di Pantai Sigandu




Situs detikTravel telah mengulas wahana lumba-lumba di Pantai Sigandu, Batang dengan judul
"Lucunya Atraksi Lumba-lumba di Batang Dolphins Center, Jateng" ditulis oleh seorang penulis bernama Dicky Adrian.
link bisa diklik di http://de.tk/ffGRj

Sebelumnya detikTravel pernah memuat juga ulasan mengenai Pantai Ujungnegoro

Alhamdulillah, Batang sudah makin dikenal!

Jumat, 13 April 2012

Batang Tempo Doeloe Djilid 15: Tren Mainan Anak

Tren mainan anak di zaman apa pun selalu dinamis alias cepat berganti. Sebuah mainan dimainkan anak-anak jika memang sedang 'usum' (lagi musim). Mereka kadang malu untuk main sesuatu kalau ternyata 'ora usum' alias tidak lagi ngetren dan tidak dimainkan anak-anak lainnya. Kondisi ini juga tidak beda pada waktu saya kecil di Batang tahun '80-an.
Mainan yang pernah 'usum' yang saya ingat adalah sebagai berikut:
'Nekeran'
Nekeran adalah permainan ketangkasan dengan menggunakan 'neker' alias kelereng kaca bening dengan pola warna-warni. (Kelereng sekarang tampaknya lebih simpel berwarna putih seperti tampak gambar). Pemain yang lebih tangkas akan mendapatkan 'neker' dari lawan yang dikalahkannya sesuai kesepakatan. Neker yang cacat (gompel) biasanya berkurang nilainya.

 

'Gaburan'
Gaburan adalah permainan melemparkan gambar kecil ke udara. Gambar yang jatuh menghadap ke atas (byar) menang melawan yang menghadap ke bawah (pet). Gambar yang dipakai biasanya adalah potongan gambar komik 36 panel cetakan PT Gunung Kelud atau kadang gambar kwartet. Pemain yang kalah memberikan sebagian gambarnya kepada yang menang sesuai kesepakatan.
'Layangan'
Layangan atau layang-layang adalah permainan mengadu layang-layang yang diterbangkan dengan benang gelasan. Ada juga permainan menerbangkan layangan besar bukan untuk aduan yang disebut layangan biduk. Permainan layangan yang paling seru adalah mengejar layangan putus!
'Rok-rokan'
Rok-rokan adalah semacam permainan lapangan kelompok yang diikuti oleh beberapa anak. Salah satu yang cukup populer adalah permainan mencari teman yang bersembunyi.
'Sudah Manda'
Sudah manda (istilah standar: sunda mandah) adalah permainan ketangkasan lempar pecahan genteng (wingko) dan lompat dengan kaki satu (jengklek) di atas arena tanah yang diberi batas kotak-kotak.
'Benthik'
Benthik adalah permainan ketangkasan melempar dan menangkap potongan tongkat kayu pendek. Sebenarnya cukup berbahaya jika kayu yang dilempar mengenai anggota tubuh.
Jangkrik
Memelihara jangkrik pernah ngetren yang membuat jangkrik memiliki nilai ekonomis dan diperjualbelikan. Jenis jangkrik yang paling populer adalah jalibang (jangkrik merah) dan jalitheng (jangkrik hitam). Untuk memelihara jangkrik ini anak-anak membuat kandang jangkrik dari bilah bambu.
Doro
Memelihara doro alias merpati juga pernah populer. Merpati yang jadi mainan dilatih untuk pulang sendiri. Kadang-kadang karena khawatir merpatinya kabur , bulu sayapnya 'digodhi' alias diikat dengan benang sehingga merpati dimaksud tidak bisa terbang. Merpati dikategorikan berdasarkan warnanya,contoh: 'gambir' (merah) dan 'megan' (abu-abu). Kadang-kadang ekor merpati dipasang peluit (sawung) sehingga berbunyi nyaring jika terbang menukik cepat.
Mobil-mobilan Kayu
Mobil-mobilan terbuat dari kayu yang diberi roda dari potongan yoyo atau sandal jepit yang dipotong bundar. Lampu-lampuannya terbuat dari tutup odol. Untuk menjalankannya didorong dengan sebilah potongan bambu.
Senapan ketapel
Senapan yang terbuat dari kayu dengan prinsip seperti ketapel menggunakan pelontar karet. Peluru yang digunakan adalah sejenis biji-bijan liar yang disebut 'sari', cukup sakit jika kena tubuh dan berbahaya jika kena mata. Kadang-kadang anak-anak secara berkelompok melakukan 'pertempuran' antar kampung di lokasi yang disepakati.
Dolanan lain yang juga sempat ngetren waktu itu adalah memelihara ikan hias, sepeda mini, sepeda BMX, yoyo, klungsu (biji asam), karet gelang yang disusun untuk 'seprengan' (lompat tali) dan bola bekel. Kapan-kapan permainan/mainan itu akan saya bahas lebih dalam.
Mainan apa saja yang dulu pernah Anda mainkan?

Komunitas Senam Sehat di Batang

Para warga senior di Batang yang masih cinta berolahraga, tentu tidak asing dengan kegiatan Senam Sehat Indonesia (SSI) bersama yang diadakan setiap hari kecuali Rabu dan Minggu sekitar pukul 05.00-06.00 di lapangan depan pendopo Kabupaten Batang.

Acara ini diikuti oleh cukup banyak warga senior kita baik laki-laki maupun perempuan yang berumur kira-kira 40-70 tahun. Menurut informasi kakak saya yang juga merupakan salah satu peserta aktif, paling tidak setiap hari terdapat sekitar 50 orang yang rajin mengikuti kegiatan senam ini.

Kegiatan ini tentunya sangat positif dan perlu diteruskan baik sebagai metode peningkatan kesehatan maupun wahana interaksi sosial.

Untuk mengetahui manfaat kesehatan senam ini silakan kunjungi alamat: http://www.senamsehatindonesia.com/.



Kamis, 12 April 2012

Kabupaten Batang yang Bersih





Pada gambar di atas tampak beberapa saudara kita yang tengah melakukan pekerjaan mulia menjaga kebersihan kota Batang tercinta. Pagi-pagi sekali mereka telah bekerja keras mengumpulkan sampah yang berserakan di alun-alun.

Para petugas kebersihan itu mungkin tidak perlu bekerja sekeras itu kalau kita terbiasa dan membiasakan anak-anak kita untuk membuang sampah, sekecil apapun, pada tempatnya.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan bukan bagian dari budaya adi luhung dan tidak perlu dipertahankan. Tabiat kurang terpuji ini sering dianggap normal oleh banyak orang Indonesia. Teman-teman saya dari negara lain yang berkunjung ke negeri kita sering heran akan hal ini.

Dua minggu lalu saya kedatangan seorang teman dari Sydney, Australia. Dia cerita bahwa pada saat dia kecil, orang-orang di sekelilingnya selalu menanamkan budaya untuk membuang sampah pada tempatnya. Akibatnya dalam dirinya ada rasa tidak tega untuk membuang sampah sembarangan seperti halnya dia tidak tega menyakiti orang. Dia pun bangga bahwa negerinya adalah salah satu tempat terbersih di dunia.

Bukan tidak mungkin suatu saat kabupaten kita juga menjadi salah satu tempat terbersih seperti negeri teman saya itu. Kuncinya hanya mengkampanyekan sebuah kebiasaan kecil namun memiliki efek sangat besar, membuang sampah pada tempatnya.

Tambahan 30.06.2013
Selamat buat Bapak-bapak petugas kebersihan yang berhasil mendukung upaya Kabupaten Batang mendapatkan Piala Adipura 2013.

Lihat juga aktivitas ekonomi berwawsan lingkungan dari BANK SAMPAH RESIK - GRINGSING


Rabu, 11 April 2012

Jadwal Kereta Api di Stasiun Batang

Menindaklanjuti diskusi terdahulu mengenai akses kereta api dimana saya mengeluhkan tidak berhentinya kereta-kereta utama di Stasiun Batang, saya menyempatkan diri mampir ke gedung stasiun waktu pulang kampung minggu lalu. Di sana saya menemukan sebuah papan jadwal kereta berikut tarif dan jamnya.
Kesimpulannya adalah ternyata ada kereta-kereta yang memang secara khusus berhenti di Stasiun Batang. Tapi apakah tiketnya bisa dibeli di situ? Loketnya kelihatan kurang meyakinkan, mungkin karena saya datang malam hari

Lihat STASIUN BATANG BARU

Lampu Tenaga Surya di Batang

Saya sempat tertegun ketika melintasi perempatan RE Martadinata (dekat eks bioskop Mustika) karena ternyata lampu 'bangjo'-nya memiliki panel surya tenaga matahari! Dan ternyata lampu sejenis itu ada juga di perempatan Watesalit. Selain itu di sekitar jalan pantura Tulis juga ada lampu penerangan tenaga surya!

Sebelumnya saya pernah mendengar hal itu melalui Twitter tapi beda rasanya ketika melihat sendiri. Ternyata Batang tidak ketinggalan untuk hal itu. Di Jakarta saja jarang bisa ketemu lampu semacam itu Sekali saya pernah lihat satu lampu kuning panel surya di Jl. Rasuna Said deket putaran turun ke Manggarai.

Jika lampu semacam itu lebih banyak mungkin kita bisa juga lebih banyak menghemat listrik atau BBM. Tidak perlu banyak subsidi dan demo-demoan. Sayang teknologi semacam ini kelihatannya belum merakyat. Maksud saya saya adalah bahan-bahan dan teknologinya masih sulit di dapat oleh orang biasa, tidak seperti memasang antena TV atau komputer.

Ditulis dalam perjalanan menuju sebuah rapat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (kebetulan:)).

Selasa, 10 April 2012

Legenda Alek

Mengamati diskusi di forum Facebook MBY (Mbangun Batang Yuk) beberapa bulan silam, saya tergelitik dengan sebuah postingan tentang legenda tokoh misterius di Batang bernama 'Alex/Alek" yang selalu diasosiasikan olah warga Batang dengan anak lelaki yang berkulit gelap.

Penulis postingan tersebut (InfoBatangNet, mohon izin mas:)) yang merujuk pada cerita kakeknya, menyatakan bahwa Alex adalah seorang pelari asal Papua yang konon dulu pada tahun '60-an tinggal di asrama alun-alun Batang. Mungkin karena tokoh itu begitu dikenal masyarakat Batang saat itu maka kemudian anak lelaki yang berkulit gelap jadi disebut "koyo Alek" atau dipanggil "Lek, Alek".

Dalam postingan itu ada juga komentator yang menyatakan versi lain bahwa Alex adalah supir bis Kabupaten tahun '70an yang sering mengantar anak-anak TK saat itu. Sumber itu bahkan berani menyatakan kesaksiannya pernah naik bis dimaksud yang dikemudikan oleh seseorang bernama Alex.

Manakah versi yang benar? Wallahu a'lam. Bisa jadi dua-duanya benar. Yang jelas selama di Batang waktu kecil saya juga merasakan legenda Alek itu hidup dalam pembicaraan sehari-hari masyarakat.

Fenomena ini sepanjang pemahaman saya tidak mengandung unsur rasisme karena warga Batang sangat toleran dan mudah dalam menerima dan menghargai perbedaan etnis maupun ras.

Apakah ada kesaksian lain yang bisa memberikan validitas historis misteri legenda Alek ini? Sayang postingan menarik di MBY ini tidak sempat saya 'save' dan saya cari lagi sudah susah tertimbun postingan-postingan baru.


Sent from my BlackBerry® smartphone 

Minggu, 08 April 2012

Selamat Ulang Tahun Kabupaten Batang

Hari ini, tanggal 8 April 2012, adalah hari ulang tahun Kabupaten Batang tercinta.

Selamat ulang tahun dan semoga makin maju dan sejahtera, aamiin.

Batang.Org
http://batang.blogspot.com
http://www.batang.org

Sabtu, 07 April 2012

Kirab Mozaik dan Budaya HUT Kab. Batang

Hari ini, 7 April 2012, saya menyaksikan antusiasme masyarakat Batang dalam berpartisipasi maupun menonton pawai Kirab Mozaik dan Budaya yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Batang.

Kirab ini pada saat entri blog ini ditulis masih berlangsung dengan rute melewati beberapa jalan protokol kota Batang. Ada beberapa atraksi yang cukup menarik dari para peserta kirab termasuk tentunya partisipasi drumband dari Akademi Militer yang tampaknya diundang secara khusus.

Foto-foto di atas adalah beberapa gambar yang saya jepret dengan HP. Pak Bupati yang baru tadi juga saya lihat ikut berjalan kaki bersama para peserta. Sayang tadi kelewatan tidak sempat saya foto.

Diposkan dari Batang Sat, Apr 7, 2012

Jumat, 06 April 2012

Live from Batang

Untuk pertama kalinya entri blog ini diposkan DARI BATANG! Alhamdulillah akhirnya dapat juga waktu buat pulang ke kampung tercinta. Rombongan keluarga kami tiba di Batang sehabis isya malam ini.

Batang terlihat sangat hidup. Kehidupan ekonomi masih berputar meski malam hari. Jam 10 malam saya iseng muter-muter sebentar dengan motor di sekitar kota dan masih melihat banyak warga beraktivitas.

Alun-alun masih ramai, malam sebelumnya saya yakin pasti lebih ramai lagi karena ada Kliwonan. Ada tenda besar di pasang di halaman depan rumah dinas Bupati, ada banyak panji berkibar di beberapa sudut jalan memeriahkan HUT Batang.

Menurut info yang beredar, besok akan ada pawai. Orang Batang biasanya menyebut pawai ini 'karnaval'. Akan dimulai sehabis dzuhur mengambil titik start dari Dracik menuju kediaman Bupati. Jadi besok mungkin saya akan nonton 'karnaval' itu.

Ngomong-omong, berdasarkan pengamatan di lapangan langsung sepertinya saya harus mengedit kembali info-info di beberapa entri dengan fakta-fakta baru. Juga banyak hal baru yang bisa jadi topik entri blog mendatang, tunggu saja. :)

Sent from Batang Fri, Apr 6, 2012



Sent from my BlackBerry® smartphone

Rabu, 04 April 2012

Pekan Istimewa


Pekan ini saya rasa sangat istimewa bagi Batang, disamping karena ada malam Jumat Kliwon (Kamis tanggal 5 April) , saya dengar juga akan diadakan acara peringatan ulang tahun Batang tanggal 8 April di Alun-alun Batang dengan beberapa atraksi. Saya dengar lagi rangkaian peringatan itu sendiri sudah akan dimulai sejak hari rabu dengan kegiatan ziarah ke TMP, tahlilan, seminar dll.

Jadi jangan lupa besok Kliwonan dan hari Minggu nanti kita ikuti bersama acara peringatan ulang tahun kota kita tercinta.

Saya sendiri insya Allah Jumat ini akan pulang kampung! Sampai jumpa di Batang!

Senin, 02 April 2012

Akses Kereta Api di Kabupaten Batang

Kabupaten Batang sebenarnya cukup beruntung dilewati oleh jalur kereta api Pantura, apalagi sekarang sudah mulai dibangun rel kereta api ganda. Namun sayang, meski di kabupaten kita terdapat lima stasiun KA, jarang sekali kereta-kereta utama berhenti di Batang.
Lima stasiun di wilayah Batang yaitu (urut dari Barat ke Timur) Sta. Batang di kota Batang, Sta. Ujungnegoro di Kandeman, Sta. Kuripan di Subah serta Sta. Plabuan dan Sta. Krengseng di Gringsing, semuanya adalah stasiun kecil dan harus mengalah dengan 'saudara'nya yang lebih besar, Sta.Pekalongan, yang disinggahi hampir semua kereta api.
Kereta dengan jalur pendek seperti Kaligung pun (Semarang-Tegal P.P) tampaknya jarang berhenti di Batang. Menurut sumber bacaan saya kereta itu hanya berhenti di Pemalang dan Pekalongan (Kaligung Mas), sementara untuk KA Kaligung kelas ekonomi konon sih berhenti. (Saya harus cek ke lapangan untuk akurasinya). Tambahan 12 April 2012: Jadwal kereta Api Sta. Batang
Jadi mau tidak mau untuk menggunakan akses kereta kita harus naik atau turun dari Sta. Pekalongan. Kalau dari Batang berarti harus terlebih dulu naik angkot ('kol mbatang-kalongan') sampai Terminal Pekalongan dan lanjut bis kecil arah Pemalang, sementara kalau turun kita masih ada pilihan untuk naik taksi atau ngojek ke Batang dari Sta. Pekalongan. Terakhir saya ngojek malam-malam dikenai tarif Rp. 20.000.
Yang menyebalkan adalah, kalau kita bepergian dari Jakarta, meskipun kita turun di Pekalongan, PT KA tetap mengharuskan kita bayar sampai Semarang! Tidak ada 'susuk'-nya! Jadi siap-siap agak makan hati.
Sebagai pengguna setia kereta api, jalur kereta api Kabupatan Batang sebenarnya cukup menarik karena di kiri-kanan jalur terdapat banyak pemandangan alam berupa pantai, hutan dan sawah yang indah. Cobalah sekali-sekali ke Semarang naik kereta...
Pertama kali saya naik kereta adalah kelas 2 SD (tahun 1982), ketika diajak ayah dan ibu saya ke kebun binatang Semarang. Saya lupa-lupa ingat pengalaman perjalanannya. Yang saya ingat betul adalah bunyi 'dug-tak-dug-dug' yaitu ketika roda gerbong melewati sambungan rel yang berulang tiap beberapa puluh meter. Karcis tiketnya kalau tidak salah kecil sekitar 3x6 cm dicetak dengan kertas agak tebal.
(Ditulis dan diposkan dari Kereta Api Jabodetabek Commuter Line Jakarta-Bogor Mon, Apr 2, 2012 )
Lihat juga entri blog saya terdahulu tentang jalur kereta di Batang. Link: http://batang.blogspot.com/2011/10/jalur-kereta-kabupaten-batang.html

Tambahan 29 Juli 2013
Menurut info yang saya dengar, Batang kini memiliki stasiun baru yaitu "Stasiun Batang Baru" yang terletak di sekitar wilayah Sambong agak ke timur sedikit. Foto bisa dilihat di postingan grup Facebook Batang Berkembang di link ini https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.520822441305172&type=1
Preview foto di bawah ini:

Lihat juga hasil foto kunjungan saya ke  STASIUN BATANG BARU

Batang Tempo Doeloe Djilid 14: DCGM dan Anak Muda Batang '80-an


DCGM adalah sebuah organisasi kepemudaan di Batang yang pada tahun 1980-an cukup eksis di kalangan anak muda kota Batang. Mereka aktif berkreasi di bidang kesenian dan pernah menjadi semacam arus utama kehidupan pemuda kota kita tercinta ini.

DCGM adalah singkatan dari 'Daya Cipta Generasi Muda', namun beberapa orang sempat menyatakan bahwa awalnya DCGM memiliki kepanjangan 'Dokter Cipto - Gajah Mada', diambil dari nama dua jalan di kawasan Proyonanggan karena konon para perintisnya adalah anak-anak muda di kawasan itu.

Salah satu kegiatan mereka waktu itu yang cukup mencolok dan paling saya ingat adalah latihan menyanyi massal di halaman gedung kantor kabupaten dengan lagu 'Merah Putih' ciptaan Alm. Gombloh sambil melambaikan panji-panji bendera dalam rangka peringatan sebuah hari besar nasional.

Salah satu tempat mangkal anak-anak DCGM yang sering saya lewati adalah sebuah rumah di Gang 9 Kauman. Dari atribut-atribut mereka yang bertebaran di sekitar rumah itu kelihatan bahwa kegiatan mereka cukup banyak. Bahkan mereka juga pernah saya lihat sedang membuat sablonan kaos kampanye untuk sebuah partai politik yang dominan kala itu. Di zaman itu sulit bagi sebuah organisasi lepas dari pengaruh partai itu.

Hingga saat ini saya amati belum ada organisasi anak muda yang bergerak di bidang kreasi seni yang seterkenal DCGM. Entah di mana sekarang para eks aktivisnya. Mungkin di antara Anda ada yang masih ingat kegiatan lain mereka atau pernah menjadi bagian dari mereka?

Saya menemukan bahwa paling tidak hingga tahun 2003, masih ada aktivitas DCGM yang tercatat di berita Harian Suara Merdeka tanggal 18 Maret 2003 yang saya 'capture' di atas. (Sumber: http://www.suaramerdeka.com/harian/0303/18/x_fokus.html ).

Lihat kisah Batang Tempo Doeloe yang lain

Kata Kunci

alas roban (5) alun-alun (6) bahasa (3) bahurekso (1) bandar (2) batang (161) batang.org (6) batik (5) bawang (1) bioskop (1) blado (2) blog (2) buka puasa (1) bupati (2) central java (1) darul ulum (1) dayung (1) dialek (3) dracik (1) facebook (4) festival (1) forum (2) foto (8) hotel (1) info (1) jalan (1) java (1) jawa (3) kabupaten (101) kadilangu (1) kalisalak (1) kampung (1) kampus (1) kantor (2) kauman (1) kecamatan (5) kedungdowo (1) kegiatan (1) kehidupan (1) kenangan (2) kereta api (3) khas (2) kliwonan (7) komunitas (2) kota (18) kramat (2) ktp (1) kuliner (9) lingkungan (2) lokasi (1) lomba (2) lumba-lumba (3) madrasah (1) maghribi (1) makam (2) makanan (3) map (2) masjid (1) mbangun (2) mbatang (1) megono (3) melati (1) metal (2) mustika (1) nelayan (3) pagilaran (3) pahlawan (1) pantai (10) pantura (4) pasar (2) pawai (2) pekalongan (7) pemandian (1) perkebunan (1) pesanggrahan (1) peta (2) petilasan (1) radio (2) ramadhan (2) rel (1) resmi (1) rspd (2) rumah (1) sambong (2) search (1) sego (2) sejarah (5) sekolah arab (1) semarang (2) sendang sari (1) senggol (1) sigandu (5) situs (4) srikandi (1) sungai (2) taman (1) teh (1) terminal pekalongan (1) tersono (1) thr (1) tol (2) tulis (2) twitter (3) ujungnegoro (6) website (4) wikipedia (1) wilayah (2) wisata (10) wonobodro (1) wonotunggal (2)