Jumat, 30 Maret 2012

Pahlawan Nasional dari Batang: K.H. Ahmad Rifai


Sudah lama sebenarnya saya mendengar kisah-kisah tentang seorang ulama terkenal dari Kalisalak, Limpung, Batang, K.H. Ahmad Rifai. Artikel yang mengulas sejarah beliau begitu banyak di internet. Beliau seperti legenda sejarah meski orang Batang sendiri, terutama yang generasi baru, belum tentu mengenalnya.

Ketika berkunjung ke sebuah museum di Menara Masjid Agung Semarang saya menemukan sebuah tulisan mengenai beliau dan semakin menyadari signifikansi perjuangannya dan mencoba menggali lebih jauh sosok tokoh ulama ini. Beliau sendiri konon lahir di Kendal namun basis gerakannya berada di wilayah Batang.

Salah satu artikel di internet yang singkat namun cukup komprehensif mengenai beliau saya temukan di alamat ini : http://www.sufiz.com/jejak-wali/k-h-ahmad-rifai-gerakan-perlawanan-kiai-kalisalak.html (Preview dapat dilihat pada ilustrasi di atas).

Saya pikir Orang Batang dan sekitarnya perlu untuk membacanya untuk memperkaya wawasan. Silakan klik SUFIZ.COM

Rabu, 28 Maret 2012

Pindahan


Sudah tiga minggu ini saya tidak ngeblog karena sangat sibuk mempersiapkan kepindahan saya ke Swiss dalam bulan Mei tahun ini. Ya, ke Swiss, negeri asing di tengah Eropa yang jaraknya sekitar 11.700 km dari kota Batang.

Kepindahan ini bukan sekedar pindah rumah, tapi juga pindah tugas dengan hal-hal baru yang harus segera saya pelajari sebelum berangkat termasuk memperdalam bahasa Inggris dan Perancis yang akan banyak dipakai sehari-hari di sana.

Dengan kepindahan saya ini berarti semakin susah bagi saya untuk pulang kampung dan mengikuti perkembangan kota Batang tercinta. Namun saya tidak terlalu khawatir, di zaman serba teknologi canggih seperti sekarang, dunia sudah seperti desa kecil. Tinggal di negeri yang nun jauh di sana tidak lebih sulit daripada tinggal di kabupaten tetangga. Saya akan tetap memonitor kota kelahiran saya tercinta dan terus ngeblog meski jauh di seberang mengejar mimpi.

Saya harus berterima kasih pada guru-guru saya dulu di Batang, yaitu di SD Proyonanggan V Kertonegaran, Madrasah Diniyah Darul Ulum Kauman dan SMP Negeri 1 Batang di Kebonrojo. Tanpa peran dan kerja keras mereka, mimpi-mimpi saya mungkin tidak menjadi kenyataan. Secara khusus saya juga harus berterima kasih kepada Ibu Leny Roestiyati yang dulu tekun membimbing saya waktu SD sejak kelas 1 hingga kelas 6 dan juga kepada Bapak Setyo Dwi Susyanto, guru bahasa Inggris pertama saya di kelas 1F SMP yang mengajari dasar-dasar berbahasa Inggris dan mampu memunculkan potensi saya dalam bahasa tersebut. Saya yakin di antara Anda ada yang mengenal mereka atau pernah dibimbing oleh mereka. Semoga amal shalih semua guru saya di Batang dimasukkan oleh Allah dalam catatan amal kebajikan mereka. Aamiin.

Jika di antara Anda, orang Batang, ada yang berkesempatan mengunjungi Swiss atau sekarang ini justru sudah berada di sana, jangan segan-segan untuk menghubungi saya melalui email: skybridge@yahoo.com.

Salam dari rantau dan saya akan segera ngeblog lagi.


Sent from my BlackBerry® smartphone

Minggu, 11 Maret 2012

Akses Batang ke Kota-kota lain di Jawa

Batang diuntungkan oleh lokasinya yang berada di jalur Pantura sehingga akses kendaraan menuju luar kota relatif mudah, terutama ke arah barat dan timur.

Bis-bis antar kota antar propinsi (AKAP) baik ke arah Jakarta maupun Semarang selalu lalu lalang 24 jam sehingga kita tidak perlu khawatir kehabisan kendaraan.

Sebagai perantau saya juga diuntungkan oleh kondisi itu yaitu ketika pulang kampung. Bis yang sering saya naiki kalau dari/ke arah Semarang adalah bis 'Coyo' yang sudah beroperasi sejak saya masih kecil dengan Trayek Semarang-Tegal/Cirebon. Alternatif lain dari Coyo adalah bis 'Nusantara'. Tarifnya terakhir saya naik tahun 2009 adalah Rp.25.000.



(Selipan info tambahan Desember 2014: saya berkesempatan pulang ke Batang melalui Semarang dengan Bis Nusantara, tarif bis AC adalah Rp. 40.000, tiket terlampir beserta info lokasi pemesanan tiket)





Untuk dari/ke arah Jakarta bis langganan saya adalah 'Sinar Jaya' atau 'Dewi Sri'. Di Jakarta bis ini tidak selalu menuju Terminal Pulogadung, namun juga ke titik-titik lain seperti Tanah Abang, Kalideres, Lebak Bulus dll. Saya sudah lupa tarifnya karena akhir-akhir ini saya lebih sering naik kereta.



Bis-bis dimaksud harus diambil dari Terminal Pekalongan. Jadi sebelumnya kita harus naik angkot alias 'Kol Mbatang-Kalongan' untuk ke sana. Kalau agak buru-buru biasanya saya juga suka naik bis Jawa Timuran yang kadang-kadang mau mengambil penumpang di alun-alun Batang.

Kalau lagi nggak ingin bersusah-payah saya juga kadang naik travel. Agen-agennya banyak yang mangkal di Alun-alun Pekalongan seperti Dragon, Mawar, Persada dll. Sayangnya jika naik travel, kita harus rela ikut menjemput penumpang lain dan mengantarnya satu-satu yang memakan waktu cukup lama.

Batang sebenarnya juga dilewati jalur kereta api Jakarta-Surabaya. Namun sayang sebagian besar kereta api tidak berhenti di Stasiun Batang dan memilih berhenti di stasiun terdekat yang lebih besar yaitu Pekalongan.

Jika Anda ingin bepergian ke kota-kota lain di Jawa tabel jarak di atas mungkin bisa dijadikan panduan. Gambar lain di atas adalah tiket bis saya waktu ke Semarang beberapa waktu lalu.

Kamis, 08 Maret 2012

Belut

Sebagai anak yang sering main di sekitar sungai, saya dulu di Batang sering memperhatikan para pemancing belut di pematang sawah di sekitar Kauman.

Mereka biasanya memakai alat pancing pendek dengan 'patis' (mata kail) sedikit lebih besar dari kail ikan sungai dan tali senar yang didobel. Sebagai 'bangi' (umpan)-nya mereka menggunakan keong sawah atau dalam bahasa setempat disebut 'kroco'.

Para pemancing itu biasanya mentarget lubang-lubang kecil di dekat pematang atau aliran air. Kadang-kadang saya membatin apa mereka tidak takut kalau keliru ular sawah. Tapi kelihatannya mereka sudah bisa membedakan, mungkin karena sudah terbiasa.

Dibandingkan dengan para pemburu katak yang disebut sebagai 'wong ngobor kodok' yang biasanya beroperasi di malam hari, memancing belut jelas lebih tidak beresiko digigit ular.

Apakah kegiatan memancing belut di Batang masih ada? Atau apakah belutnya masih ada mengingat banyaknya sungai yang sudah terpolusi?

Membaca forum MBY di Facebook saya mendapati bahwa di Batang juga ternyata ada orang yang menekuni ternak belut, sebuah kegiatan ekonomi yang jauh lebih produktif dari sekedar berburu belut di sawah. Mereka menulis tentang usaha ternak itu di blog http://remajatanibatang.blogspot.com (lihat gambar pra tampilan)

Saya dulu sempat juga ingin iseng memelihara belut di tong bekas setelah membaca sebuah artikel berjudul 'Ngingu Welut' di sebuah buku pelajaran bahasa daerah SD. Tapi ide itu tidak saya realisasikan karena ketika saya utarakan kepada almarhum ibu saya beliau tidak mendukung. Beliau merasa 'gigu' kalau melihat binatang serupa belut atau ular, apalagi kalau jumlahnya banyak. Akhirnya saya pun memilih memelihara ikan di kolam kecil.

Saya sendiri doyan kripik belut, kadang-kadang masih suka makan kalau kebetulan ketemu di warung makan. Saya amati ada juga beberapa masakan asing yang berbahan belut. Mungkin bisnis ini punya potensi ekspor?

Rabu, 07 Maret 2012

Mimpi Seorang Bocah Batang

Waktu saya kecil di Batang, saya sering ikut mendengarkan program radio yang didengarkan oleh ayah saya, yaitu BBC London Siaran Indonesia. Suaranya memang kemresek dan kadang sayup-sayup hilang karena memakai jalur gelombang pendek (SW), namun berita yang disiarkan sangat menarik bagi pendengar, terlebih pada saat itu media siaran lokal sangat dibatasi.

Setelah berita selesai, biasanya ayah saya tidak langsung mematikan radio namun tetap menyetel hingga selesai program berikutnya yaitu pelajaran bahasa Inggris. Sambil sarapan sego megono dan ikan pindang goreng menjelang berangkat sekolah, biasanya saya ikut mendengarkan. Tanpa terasa sebagian pelajaran bahasa Inggris tersebut lama-lama terekam di otak saya.

Kebiasaan itu ternyata memunculkan ketertarikan saya untuk belajar bahasa asing dan keinginan untuk melihat dunia luar. Apalagi jika mendengar dentang jam besar Big Ben di London dengan nada Westminster-nya sebelum berita dibacakan. Waktu itu saya bermimpi untuk suatu saat bisa melihat negeri itu. Tapi apa mungkin ya?

Ajaibnya, mimpi seorang cah mBatang umbelen itu jadi kenyataan. Pada tahun 2002 saya kesampaian memandang langsung jam besar itu di Gedung Parlemen Inggris di Westminster, London! Ternyata tidak mustahil bagi orang Batang untuk bisa sampai ke sana. Dengan izin Yang Maha Kuasa, saya juga berkesempatan untuk mengunjungi 12 negara lain di planet ini. Sampai saat ini saya sendiri masih heran bahwa hal itu bisa terjadi.

Dengan postingan ini saya ingin menyampaikan satu pesan kepada pembaca blog ini agar jangan pernah takut untuk bermimpi. Dalam bidang apa pun impian itu, selama membawa kebaikan dan manfaat, tetaplah dicoba untuk diraih dengan sekuat tenaga. Dengan kebulatan tekad dan niat baik, insya Allah bisa menjadi kenyataan.

Tantangannya adalah bagaimana mencari jalan untuk mewujudkannya dan apakah kita cukup gigih dan teguh meniti jalan itu. Lahir dan tinggal di sebuah kota kecil seperti Batang bukan sebuah hambatan.

Saya masih berniat melanjutkan impian saya itu. Insya Allah sekitar dua bulan lagi, karena tugas, saya harus tinggal di sebuah negara di benua Eropa dan melanjutkan blog tentang kota kelahiran saya tercinta ini dari sana.

Mohon maaf jika dalam minggu-minggu ini blog ini bakal agak sepi postingannya karena ternyata persiapan kepindahan saya tersebut sangat menyita waktu dan pikiran.

Yang jelas kemana pun saya pergi, Batang selalu di hati.

Salam.



Sent from my BlackBerry® smartphone

Jumat, 02 Maret 2012

Kecamatan Warungasem, Batang



Waktu kecil saya sering dolan 'pit-pitan' ke kecamatan ini. Selain relatif dekat dengan kota Batang juga jalannya datar, tidak seperti jalan ke arah Wonotunggal yang berbukit.

Kecamatan ini juga berdekatan dengan kota Pekalongan, karena bertetanggaan dengan kawasan Buaran.

Dulu kendaraan umum yang lazim dipakai untuk menuju Warungasem dari Batang adalah 'glindhing' alias 'dokar'. Setelah itu sekitar tahun 1990-an muncullah kol alias 'angkot' yang menuju ke sana.
Warungasem pernah jaya dengan industri kulitnya di daerah Masin, entah sekarang. Daerah ini juga terkenal dengan kuliner yang khas, yaitu serabi Kalibeluk.
Foto-foto di atas diambil tahun 2005 di sekitar pasar Warungasem.

Diposkan dari Cisarua, Bogor
Entri tambahan 30 Maret 2012:
Saya baru menyadari bahwa Camat Warungasem saat ini ternyata adalah teman SD saya di Kertonegaran, Willopo. Seingat saya dulu yang bersangkutan adalah Camat Tulis.




Kunjungi Foto-foto Warungasem di Pinterest.




Kamis, 01 Maret 2012

Pengingat: Malam Nanti Kliwonan


Sebagaimana biasa setiap selapanan pada malam Jumat Kliwon di Alun-alun Batang akan berlangsung tradisi Kliwonan. Sebagimana biasa pula saya tidak dapat hadir mengikuti tradisi tersebut karena tinggal hampir 400 km dari Batang. Apalagi di hari-hari ini saya masih dibombardir oleh pekerjaan rutin sehingga tak kunjung sempat mengisi blog.

Hari ini adalah Kamis Wage, yang berarti malam nanti Kliwonan diselenggarakan. Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan pengguna Facebook di forum Mbangun Batang Yuk, dikabarkan bahwa Bupati Batang yang baru, Bapak Yoyok Riyo Sudibyo, akan turut bergabung di acara tersebut bersama masyarakat pada pukul 19.00-22.00. Jadi bagi yang tertarik untuk hadir, mungkin informasi tersebut bisa direspon. Siapa tahu ada uneg-uneg yang dapat disampaikan ke beliau.

Sebagai catatan Kliwonan berikutnya akan berlangsung tanggal 5 April 2012 yang berarti dekat dengan hari ulang tahun kabupaten kita tercinta. Apakah mungkin akan diadakan acara khusus?

Untuk mengetahui tanggal-tanggal Kliwonan, Cek Kalender Kliwonan 2012


Kata Kunci

alas roban (5) alun-alun (6) bahasa (3) bahurekso (1) bandar (2) batang (161) batang.org (6) batik (5) bawang (1) bioskop (1) blado (2) blog (2) buka puasa (1) bupati (2) central java (1) darul ulum (1) dayung (1) dialek (3) dracik (1) facebook (4) festival (1) forum (2) foto (8) hotel (1) info (1) jalan (1) java (1) jawa (3) kabupaten (101) kadilangu (1) kalisalak (1) kampung (1) kampus (1) kantor (2) kauman (1) kecamatan (5) kedungdowo (1) kegiatan (1) kehidupan (1) kenangan (2) kereta api (3) khas (2) kliwonan (7) komunitas (2) kota (18) kramat (2) ktp (1) kuliner (9) lingkungan (2) lokasi (1) lomba (2) lumba-lumba (3) madrasah (1) maghribi (1) makam (2) makanan (3) map (2) masjid (1) mbangun (2) mbatang (1) megono (3) melati (1) metal (2) mustika (1) nelayan (3) pagilaran (3) pahlawan (1) pantai (10) pantura (4) pasar (2) pawai (2) pekalongan (7) pemandian (1) perkebunan (1) pesanggrahan (1) peta (2) petilasan (1) radio (2) ramadhan (2) rel (1) resmi (1) rspd (2) rumah (1) sambong (2) search (1) sego (2) sejarah (5) sekolah arab (1) semarang (2) sendang sari (1) senggol (1) sigandu (5) situs (4) srikandi (1) sungai (2) taman (1) teh (1) terminal pekalongan (1) tersono (1) thr (1) tol (2) tulis (2) twitter (3) ujungnegoro (6) website (4) wikipedia (1) wilayah (2) wisata (10) wonobodro (1) wonotunggal (2)