Sejauh ingatan saya masyarakat Batang sekitar awal 1980-an memakai 'besek' (wadah dari anyaman bambu) untuk membungkus 'nasi berkat walimahan' dan daun pisang untuk pembatas lauknya. Di atas tutup besek tersebut ditempel kertas berwarna yang menginformasikan acaranya. Kemudian besek tersebut diikat tali rafia agar mudah dibawa pulang.
Daun jati dulu juga digunakan sebagai pembungkus nasi berkat di daerah kampung-kampung pesisir seperti Klidang. Nasi yang dibungkus daun jati akan beraroma khas dan bagian yang menempel di daun tersebut akan berwarna kemerahan karena pengaruh zat alami yang terdapat di daun tersebut.
Entah mengapa lama-kelamaan keberadaan besek dan daun tersebut digeser oleh munculnya kardus-kardus dan kertas-kertas makanan. Mungkin karena lebih simpel.
Mungkin tradisi besek dan daun jati ini perlu dihidupkan lagi sehingga industri besek bisa bangkit kembali dan pencari daun pisang/daun jati bisa memperbaiki taraf hidupnya. Mengurangi penggunaan kardus juga turut mengurangi penggunaan pulp kertas yang diambil dari kayu-kayu hutan yang makin langka.
Menu makanan yang dibungkus besek berbeda dengan makanan yang dibungkus daun jati. Makanan yang ditaruh di besek biasanya berisi nasi di bagian bawah dan di atasnya terdapat sebutir telur, sejumput bihun, sepotong daging kerbau bumbu gulai, sedikit megono dan sambel goreng ati plus kerupuk udang.
Menu makanan yang dibungkus daun jati biasanya berupa nasi yang lebih tercampur. Kadang-kadang berisi juga nasi urap kol dan sepotong daging. Hingga saat ini saya belum pernah melihat lagi nasi berkatan semacam ini. Kangen juga saya menikmati makanan dengan kemasan seperti ini.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kata Kunci
alas roban
(5)
alun-alun
(6)
bahasa
(3)
bahurekso
(1)
bandar
(2)
batang
(161)
batang.org
(6)
batik
(5)
bawang
(1)
bioskop
(1)
blado
(2)
blog
(2)
buka puasa
(1)
bupati
(2)
central java
(1)
darul ulum
(1)
dayung
(1)
dialek
(3)
dracik
(1)
facebook
(4)
festival
(1)
forum
(2)
foto
(8)
hotel
(1)
info
(1)
jalan
(1)
java
(1)
jawa
(3)
kabupaten
(101)
kadilangu
(1)
kalisalak
(1)
kampung
(1)
kampus
(1)
kantor
(2)
kauman
(1)
kecamatan
(5)
kedungdowo
(1)
kegiatan
(1)
kehidupan
(1)
kenangan
(2)
kereta api
(3)
khas
(2)
kliwonan
(7)
komunitas
(2)
kota
(18)
kramat
(2)
ktp
(1)
kuliner
(9)
lingkungan
(2)
lokasi
(1)
lomba
(2)
lumba-lumba
(3)
madrasah
(1)
maghribi
(1)
makam
(2)
makanan
(3)
map
(2)
masjid
(1)
mbangun
(2)
mbatang
(1)
megono
(3)
melati
(1)
metal
(2)
mustika
(1)
nelayan
(3)
pagilaran
(3)
pahlawan
(1)
pantai
(10)
pantura
(4)
pasar
(2)
pawai
(2)
pekalongan
(7)
pemandian
(1)
perkebunan
(1)
pesanggrahan
(1)
peta
(2)
petilasan
(1)
radio
(2)
ramadhan
(2)
rel
(1)
resmi
(1)
rspd
(2)
rumah
(1)
sambong
(2)
search
(1)
sego
(2)
sejarah
(5)
sekolah arab
(1)
semarang
(2)
sendang sari
(1)
senggol
(1)
sigandu
(5)
situs
(4)
srikandi
(1)
sungai
(2)
taman
(1)
teh
(1)
terminal pekalongan
(1)
tersono
(1)
thr
(1)
tol
(2)
tulis
(2)
twitter
(3)
ujungnegoro
(6)
website
(4)
wikipedia
(1)
wilayah
(2)
wisata
(10)
wonobodro
(1)
wonotunggal
(2)
2 komentar:
kelingan rrayahan sego pliwat, diwadahi godong jati,.,
enake pokpokan
itu dia...namanya 'sego pliwat'! nembe kelingan, maturnuwun mas:)
Posting Komentar