Batas Barat Kota
Perbatasan Batang dan Kota Pekalongan dulu terletak di Kali Banger dekat markas Brimob. Pada saat itu daerah seperti Baros dan pertigaan PPIP tempat dibangunnya Terminal baru masih menjadi wilayah Batang.Dengan adanya pemekaran kota Pekalongan, wilayah tersebut kemudian diserahkan kepada Kota Madya Pekalongan dan batas wilayah saat ini berada antara Desa Denasri Kulon dan Terminal Pekalongan baru. Kita bisa menemukan gapuranya setelah melewati terminal baru dari arah Pekalongan. Lihat Peraturan Pemerintah RI No.21 tahun 1988
Pemekaran Kabupaten
Orang Batang yang sudah lama merantau mungkin tidak menyadari bahwa kabupaten tercinta ini sudah mengalami pemekaran menjadi 15 kecamatan (sebelumnya 12 kecamatan). Tiga kecamatan baru hasil pemekaran adalah: Kecamatan Kandeman (dekat Tulis), Kecamatan Banyuputih (dekat Subah dan Limpung) dan Pecalungan (dekat Bandar). Tampak pada gambar peta pembagian wilayah kabupaten versi lama dengan 12 kecamatan.
Distrik Batang dibagi menjadi 4 sub-distrik: Batang, Baros, Waroengasem, Toelis
Distrik Bandar dibagai menjadi 3 sub distrik: Bandar, Blado, Wonotoenggal
Distrik Soebah dibagi menjadi 3 sub-distrik: Soebah, Limpoeng, Gringsing
Distrik Bawang dibagi menjadi 3 sub-distrik: Bawang, Reban,Tersono
- Batang dikenal sebagai sebuah "regentschap" (kabupaten), "distrikt" (semacam kecamatan?) maupun "stadje" (kota kecil) di Karesidenan Pekalongan.
- Penduduk "distrikt" Batang menurut sumber ini berjumlah 21.630 jiwa. Bandingkan dengan data BPS yang menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Batang tahun 2014 berjumlah 722.026 jiwa, yang berarti 33 kali lipatnya setelah kira-kira satu setengah abad!
- Batang juga dirujuk sebagai sungai yang hulunya berada di Kali Lojahan, Gunung Butak dan mengalir melalui 'distrik' Sidayu (Bandar) hingga desa Sambong.
- Batang juga tercatat memiliki pabrik gula (suikerfabrijk) di Jawa.
Sent from my BlackBerry® smartphone
Revisi terakhir 8 Januari 2019
Wilayah Zaman Hindia Belanda
Dari hasil saya meneliti halaman-halaman arsip situs indonesianhistrory.info , saya menemukan bahwa pada tahun 1931 Regentschap (Kabupaten) Batang dibagi menjadi 4 wilayah administratif (Kawedanan) yaitu: Batang, Bandar, Soebah dan Bawang. Sementara jauh sebelumnya pada tahun 1854 (abad ke-19) Regentschap Batang dibagi menjadi: Batang, Huurland Klidang, Soeba, Huurland Simbang, Sidayo, Kaliesalak dan Keboemen.
Sementara untuk tahun 1938 pembagiannya adalah sebagai berikut:
Distrik Bandar dibagai menjadi 3 sub distrik: Bandar, Blado, Wonotoenggal
Distrik Soebah dibagi menjadi 3 sub-distrik: Soebah, Limpoeng, Gringsing
Distrik Bawang dibagi menjadi 3 sub-distrik: Bawang, Reban,Tersono
Sumber, situs http://nl.wikisage.org/wiki/Overzicht_administratieve_indeling_Java_(Nederlands-Indi%C3%AB)
Berdasarkan informasi entri kata "Batang" di Buku Aardrijkskundig En Statistich - Woordenboek van Nederlandsch-Indiƫ 1861, terbitan P.N. Van Kampen, Amsterdam.
- Batang dikenal sebagai sebuah "regentschap" (kabupaten), "distrikt" (semacam kecamatan?) maupun "stadje" (kota kecil) di Karesidenan Pekalongan.
- Penduduk "distrikt" Batang menurut sumber ini berjumlah 21.630 jiwa. Bandingkan dengan data BPS yang menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Batang tahun 2014 berjumlah 722.026 jiwa, yang berarti 33 kali lipatnya setelah kira-kira satu setengah abad!
- Batang juga dirujuk sebagai sungai yang hulunya berada di Kali Lojahan, Gunung Butak dan mengalir melalui 'distrik' Sidayu (Bandar) hingga desa Sambong.
- Batang juga tercatat memiliki pabrik gula (suikerfabrijk) di Jawa.
Tahun 1861 mungkin jamannya mbah buyut saya (dengan perhitungan bahwa almarhum bapak saya lahir tahun 1933, karena beliau anak terakhir saya asumsikan mbah saya mungkin lahir sekitar tahun 1890-an).
Wilayah Zaman Mataram dan VOC
Jauh ke belakang di abad ke-18, wilayah Batang bersama wilayah pesisir lainnya telah diserahkan kepada VOC (Kumpeni) oleh Raja Mataram Sri Sunan Pakubuwono II melalui kontrak tanggal 18 Mei 1746 dalam rangka memenuhi janjinya kepada VOC jika membantunya mengatasi pemberontakan di wilayah Mataram. Pada Perjanjian Giyanti 1755 antara VOC dengan Mataram (Sunan Pakubowono III) dan Pangeran Mangkubumi (kemudian menjadi Sultan Hamengkubuwono I), seluruh wilayah pesisir utara termasuk kawasan Batang dinyatakan tetap dalam kekuasaan VOC.
Tambahan 28/07/2016
Sulit menelusuri sumber sejarah administrasi pemerintahan ke belakang lagi, paling jauh tampaknya adalah sekitar tahun 1600-an (Abad ke-17) di era Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo, Tumenggung Bahurekso dan VOC. Era sebelum itu (tahun 1500-an atau abad ke-16) sebagian tanah Jawa pada awal abad berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak, kemudian di pertengahan di bawah Kesultanan Pajang lalu kemudian di akhir abad beralih ke Kesultanan Mataram (Sultan I/Panembahan Senopati).
Jadi sebenarnya Kabupaten Batang tidak lahir kemarin sore (tahun 1966, saat berpisah dari Pekalongan seharusnya tidak menjadi patokan kelahiran) Mbah-mbah kita sudah membangun sejarah di kampung kita selama ratusan tahun. Kalau kita bandingkan, Jakarta saja berani klaim umurnya sejak era Jayakarta (1619).
Tambahan 28/07/2016
Sulit menelusuri sumber sejarah administrasi pemerintahan ke belakang lagi, paling jauh tampaknya adalah sekitar tahun 1600-an (Abad ke-17) di era Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo, Tumenggung Bahurekso dan VOC. Era sebelum itu (tahun 1500-an atau abad ke-16) sebagian tanah Jawa pada awal abad berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak, kemudian di pertengahan di bawah Kesultanan Pajang lalu kemudian di akhir abad beralih ke Kesultanan Mataram (Sultan I/Panembahan Senopati).
Jadi sebenarnya Kabupaten Batang tidak lahir kemarin sore (tahun 1966, saat berpisah dari Pekalongan seharusnya tidak menjadi patokan kelahiran) Mbah-mbah kita sudah membangun sejarah di kampung kita selama ratusan tahun. Kalau kita bandingkan, Jakarta saja berani klaim umurnya sejak era Jayakarta (1619).
Sent from my BlackBerry® smartphone
Revisi terakhir 8 Januari 2019
2 komentar:
gali terus infonya mas
Mohon ijin menggunakan foto peta Kabupaten Batang yang dimuat dalam blog ini dengan URL http://batang.blogspot.com/2011/09/batang-tempo-doeloe-djilid-4-wilayah.html
untuk keperluan publikasi dan sudah saya sitasi. Terimakasih. Hermin Pancasakti K. Universitas Diponegoro Semarang.
Posting Komentar