Para penutur asli bahasa Jawa ragam Batang atau Pekalongan mungkin mengetahui ada beberapa istilah setempat yang unik namun sulit dilacak etimologinya (asal muasal katanya). Contohnya beberapa di bawah ini:
Nutul petis: melihat atau mengobservasi dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya untuk menyebut perilaku anak-anak yang ingin tahu mendekat ke suatu objek yang menarik. 'Nutul' bermakna menyentuh dengan ujung jari. Tapi apa hubungannya dengan makanan petis? Petis sendiri bisa berarti dua hal: petis ala Suroboyoan yang mirip terasi atau petis setempat yang maksudnya adalah biji kedelai yang digoreng lengket dengan gula jawa dengan rasa pedas berbumbu sere. Petis yang mana? Dan mengapa nutul petis?
Keno oyot mimang: tersesat atau nyasar, terutama jika kita merasa muter-muter dan selalu kembali ke lokasi yang tampak sama seperti yang sudah kita lewati. Saya tidak tahu persis apakah ungkapan ini juga dikenal di daerah lain. Oyot mimang sendiri jika anda cari di internet konon adalah akar dari pohon kayu tertentu yang dipercaya sebagian orang memiliki kekuatan magis.
Mitro nggedebus: membual atau berbohong. Siapakah oknum misterius bernama 'Mitro' ini sehingga diasosiasikan dengan kebohongan? Bukankah kasihan orang yang bernama Mitro? Tapi istilah ini sepertinya sudah terlanjur populer.
Koyo sengget pete: sebutan untuk anak yang jangkung, 'sengget' adalah galah untuk memetih buah. Bisa dimengerti karena bentuknya memang panjang meninggi. Tapi mengapa 'pete' (petai)? Kenapa bukan kedondong?
Mutah kere: muntah secara berlebihan tak tertahankan sehingga yang muntah lemas. Kenapa harus pakai 'kere' (gelandangan)? Padahal kalau seseorang muntah, tidak peduli dia kere atau bukan, sepertinya sama saja kondisinya.
Saya masih antusias mengumpulkan istilah-istilah serupa. Kalau diingat-ingat sering tidak ketemu. Tapi kadang-kadang tiba-tiba terlintas di kepala jika kita sedang dalam situasi tertentu dan itu sering membuat saya senyum-senyum sendiri.
diposkan dari Garut, Jawa Barat
Sent from my BlackBerry® smartphone
Nutul petis: melihat atau mengobservasi dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya untuk menyebut perilaku anak-anak yang ingin tahu mendekat ke suatu objek yang menarik. 'Nutul' bermakna menyentuh dengan ujung jari. Tapi apa hubungannya dengan makanan petis? Petis sendiri bisa berarti dua hal: petis ala Suroboyoan yang mirip terasi atau petis setempat yang maksudnya adalah biji kedelai yang digoreng lengket dengan gula jawa dengan rasa pedas berbumbu sere. Petis yang mana? Dan mengapa nutul petis?
Keno oyot mimang: tersesat atau nyasar, terutama jika kita merasa muter-muter dan selalu kembali ke lokasi yang tampak sama seperti yang sudah kita lewati. Saya tidak tahu persis apakah ungkapan ini juga dikenal di daerah lain. Oyot mimang sendiri jika anda cari di internet konon adalah akar dari pohon kayu tertentu yang dipercaya sebagian orang memiliki kekuatan magis.
Mitro nggedebus: membual atau berbohong. Siapakah oknum misterius bernama 'Mitro' ini sehingga diasosiasikan dengan kebohongan? Bukankah kasihan orang yang bernama Mitro? Tapi istilah ini sepertinya sudah terlanjur populer.
Koyo sengget pete: sebutan untuk anak yang jangkung, 'sengget' adalah galah untuk memetih buah. Bisa dimengerti karena bentuknya memang panjang meninggi. Tapi mengapa 'pete' (petai)? Kenapa bukan kedondong?
Mutah kere: muntah secara berlebihan tak tertahankan sehingga yang muntah lemas. Kenapa harus pakai 'kere' (gelandangan)? Padahal kalau seseorang muntah, tidak peduli dia kere atau bukan, sepertinya sama saja kondisinya.
Saya masih antusias mengumpulkan istilah-istilah serupa. Kalau diingat-ingat sering tidak ketemu. Tapi kadang-kadang tiba-tiba terlintas di kepala jika kita sedang dalam situasi tertentu dan itu sering membuat saya senyum-senyum sendiri.
diposkan dari Garut, Jawa Barat
Sent from my BlackBerry® smartphone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar