Lihat: Subah Tempo Doeloe
Kabupaten Batang dilewati oleh jalur utama pantura yang memanjang dari batas kota dekat Terminal Pekalongan baru ke Kecamatan Gringsing dekat Weleri, Kendal menembus Alas Roban. Lama tempuhnya sekitar satu jam dengan jalan naik-turun dan berkelak-kelok.
Jalan ini merupakan bagian dari jalan Anyer-Panarukan yang dahulu dibangun oleh Gubernur Jenderal Deandels pada masa Pemerintah Hindia Belanda melalui program kerja paksa (rodi). Jalan ini sekarang telah mengalami banyak perbaikan dan pelebaran oleh Pemerintah RI.
Jalan di bagian kota Batang dinamai Jalan Jenderal Sudirman dan kadang-kadang masyarakat setempat menyebutnya sebagai 'Nggili Gedhe'. Di jalan ini terdapat banyak toko dan menjadi pusat kegiatan ekonomi.
Jalan setelah keluar kota Batang masuk menjadi wilayah Kecamatan Kandeman (baru), Kecamatan Tulis, Kecamatan Subah, Kecamatan Banyu Putih (baru) dan Kecamatan Gringsing. Di kedua sisi jalan terdapat banyak restoran persinggahan, beberapa pabrik tekstil dan sisa-sisa lahan hutan jati Alas Roban yang terkenal yang dikelola oleh Perhutani.
Di daerah antara Banyuputih dan Gringsing (daerah Plelen) terdapat jalur kelak-kelok dan naik turun ekstrim yang rawan kecelakaan . Dengan dibangunnya jalur pintas sekitar akhir tahun 1980-an, kendaraan kecil bisa menghindari jalur tersebut.
Testimoni pengguna jalur Pantura Batang
Sebagian masyarakat sekitar menggantungkan ekonominya pada lalu lalang kendaraan yang singgah dalam perjalananan Pekalongan-Semarang atau sebaliknya. Mereka membuka restoran, warung dan tempat persinggahan atau berjualan makanan secara asongan.
Dengan adanya rencana pembangunan jalur jalan tol Batang-Semarang, terdapat kemungkinan peran jalan ini akan berkurang di masa mendatang. Semoga hal itu tidak berarti berkurangnya juga kegiatan ekonomi masyarakat di sepanjang jalan pantura ini.
Diposkan dari Riyadh, Arab Saudi
Fri, Oct 21, 2011
Sent from my BlackBerry® smartphone from Saudi telecom
Sebagian masyarakat sekitar menggantungkan ekonominya pada lalu lalang kendaraan yang singgah dalam perjalananan Pekalongan-Semarang atau sebaliknya. Mereka membuka restoran, warung dan tempat persinggahan atau berjualan makanan secara asongan.
Dengan adanya rencana pembangunan jalur jalan tol Batang-Semarang, terdapat kemungkinan peran jalan ini akan berkurang di masa mendatang. Semoga hal itu tidak berarti berkurangnya juga kegiatan ekonomi masyarakat di sepanjang jalan pantura ini.
Diposkan dari Riyadh, Arab Saudi
Fri, Oct 21, 2011
Sent from my BlackBerry® smartphone from Saudi telecom
Kunjungi Foto-foto Subah di Pinterest.
1 komentar:
jembatan belok e mboten wonten?
Posting Komentar