Makanan khas paling terkenal untuk daerah Batang (juga Pekalongan dan sekitarnya) tentu saja soto tauco (tauto) dan sego megono. Itu sudah tidak tidak terbantahkan lagi. Namun kadang orang melupakan bahwa makanan di bawah ini juga cukup khas untuk menjadi bagian dari identitas daerah ini, yaitu:
Lonthong lemprak: lontong opor ayam kampung yang dijual di sekitar alun-alun dengan penjual 'nglemprak' (duduk di tanah). Penjual membawa dagangan dari rumahnya ke tempat jualan dengan cara dipikul.
Lodheh cecek: sayur lodeh nangka muda yang dicampur nasi sebagai pengganti atau pelengkap megono.
Panggang cucut/iwak pe: irisan daging ikan pari yang dipenyet bersama sambal santan. Biasanya dimakan bersama sayur bening.
Sotong ireng: masakan cumi yang mengikutsertakan tintanya sehingga warnanya hitam. Digoreng tumis dengan bumbu tertentu yang diberi santan.
Kroco: siput/keong sungai yang direbus dengan bumbu dan sedikit kelapa urap. Dimakan dengan alat lidi. Yang mengkonsumsi harus berhati-hati untuk tidak memakan kotorannya. Di daerah Bogor disebut "tutut".
Krupuk usek: sejenis krupuk yang digoreng dengan pasir, tanpa minyak.
Cimpring, opak dan genthe: tiga jenis keripik berbasis singkong. Biasanya berbentuk segi empat pipih dengan rasa gurih.
Klepon kinco: campuran klepon, gemblong (juadah), ketan, santan dan kinco (juruh, sirup gula jawa) yang dibungkus daun pisang.
Es santen: sejenis es yang dibuat campuran sari kelapa yang dibakar dan diberi gula. Sudah lama saya tidak ketemu lagi jenis minuman ini, tapi dulu dijual di depan TK Aisyiyah Kauman oleh seseorang bernama Lik Saeri.
Cao: sejenis es campur yang dibuat dari bahan-bahan cingcao hitam, kolang-kaling, kelapa muda (degan), dengan sirup warna merah, kadang diberi sedikit santan. Komposisinya bervariasi kadang juga memakai nangka atau tape singkong.
Gethuk iris: getuk dari bahan singkong yang ditumbuk hingga halus dan kenyal. Penjual memakai pisau untuk mengiris getuk yang akan disajikan, menempatkannya di daun pisang dan menambahkan parutan kelapa bakar, kadang-kadang penjual juga menambahkan kinco.
Gethuk mawur: getuk berbentuk singkong yang ditumbuk hingga berbentuk butir kecil-kecil, diurap dengan campuran kelapa biasa dan kelapa bakar yang diparut.
Pelas: kelapa setengah muda yang diparut kemudian dibungkus daun pisang dan dipepes. Rasa campuran pelas ini bisa berupa ikan, tahu atau tempe.
Petis: kedelai goreng dengan gula jawa liat dan lengket berbumbu sere/kamijoro.
Menir: sejenis arem-arem gurih tanpa isi dengan bahan beras ditumbuh dengan tekstur kasar, tidak sehalus tepung beras.
Selain itu untuk mempermudah pencarian, mungkin Anda bisa coba untuk menggunakan nama-nama lokal berikut untuk mencarai makanan yang anda cari: KLIK
Diposkan dari Jeddah, Saudi Arabia
Sat, Oct 15, 2011
Sat, Oct 15, 2011
Beberapa Makanan Laut (Seafood) Setempat
Sent from my BlackBerry® smartphone via Al-Jawwal Saudi Telecom
2 komentar:
di depan gang 30 kauman deket radio suara batang ada lontong lemprak yang terkenal tapi sekarang yang jual udah meninggal trus coba diterusin sama anaknya tapi rasanya beda,,sekarang tinggal riwayat aja
Saya juga salah satu warga desa Blado-Batang juga sangat kangen dengan "sego megononya".
Posting Komentar